Dunia tengah menghadapi tantangan besar perubahan iklim, dan banyak negara berkomitmen menuju net zero emission. Namun, beberapa negara kecil bergerak lebih cepat dan berpotensi menjadi yang pertama benar-benar bebas emisi karbon. Apakah revolusi hijau ini bisa ditiru negara lain?
Konsep Net Zero Emission
Net zero berarti jumlah emisi karbon yang dihasilkan sama dengan jumlah yang diserap atau dikompensasi. Artinya, semua aktivitas manusia tidak lagi memperparah pemanasan global. Untuk mencapainya, negara harus melakukan transisi besar dari energi fosil ke energi terbarukan.
Negara yang Memimpin
Beberapa negara kecil seperti Bhutan dan Kosta Rika sudah lebih dulu mencetak sejarah. Bhutan, misalnya, berhasil menyerap lebih banyak karbon daripada yang dihasilkan berkat luasnya hutan mereka. Kosta Rika pun sukses menggunakan energi terbarukan lebih dari 98% untuk kebutuhan listrik.
Tantangan Negara Besar
Negara besar seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan India masih menghadapi kesulitan. Ketergantungan pada industri berbasis fosil membuat transisi lebih lambat. Meski begitu, komitmen internasional melalui perjanjian Paris mendorong mereka untuk menargetkan bebas emisi pada 2050–2060.
Dampak Sosial Ekonomi
Revolusi hijau menciptakan lapangan kerja baru di sektor energi bersih, seperti panel surya, turbin angin, dan mobil listrik. Namun, industri fosil akan terdampak dengan banyaknya pekerja kehilangan mata pencaharian. Negara harus menyiapkan strategi transisi yang adil.
Inspirasi Global
Jika ada satu negara yang berhasil bebas emisi karbon sepenuhnya, hal ini akan menjadi benchmark global. Negara lain bisa mencontoh kebijakan, regulasi, dan inovasi teknologi yang digunakan.
Penutup:
Revolusi hijau bukan lagi mimpi, tetapi kenyataan yang sudah mulai diwujudkan. Pertanyaannya kini bukan apakah kita bisa, tetapi kapan seluruh dunia siap menyusul langkah negara pionir bebas emisi karbon.